Manajemen Operasional
Pengertian Operasional
Operasional merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan dan merupakan salah satu dari kegiatan pokok untuk memertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Operasional memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :
Pengertian operasi menurut Rosenberg yang diterjemahkan oleh Haming Murfiding (2007) sebagai berikut:
“Operasi merupakan suatu proses atau tindakan tertentu yang menjadi unsur dari sejumlah kegiatan untuk membuat suatu produk”
Sedangkan menurut Hermawan (2010), Definisi operasional merupakan penjelasan bagaimana kita mengukur variable. Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan angka - angka atau atribut - atribut tertentu.
Menurut Vincent Gaspersz (2005), Operasional memiliki beberapa karakteristik, diantara lain :
- Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen structural yang membangun sistem produksi itu.
- Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaanya, yaitu menghasilkan produk (barang dan jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
- Memunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien.
- Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya.
Dari ketiga pengertian di atas dan karakteristik yang telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa operasional adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah bentuk dan menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki dan kegiatan pendukung lainya.
Pengertian Manajemen Operasional
Dalam melakukan kegiatan operasional sangat diperlukan manajemen yang berguna untuk menetapkan setiap keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber-sumber daya dari kegiatan produksi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Keterampilan manajer sebagai pengambil keputusan dalam mengelola kegiatan produksi dapat meningkatkan kegunaan atau manfaat dari suatu barang secara efektif dan efisien. Oleh karena itu semua kegiatan dan aktifitas dalam proses produksi harus disertai dengan manajerial yang baik.
Ada beberapa definisi manajemen operasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :
Menurut Barry Render dan Jay Heizer (2009): “operational management “the set of activities that create value in the from of goods and services by transforming inputs into outputs”
Yang berarti manajemen operasi adalah suatu set aktivitas yang menciptakan nilai berupa barang dan jasa dengan melakukan transformasi masukan menjadi keluaran.
Adapun menurut Anoraga (2009) mengenai manajemen operasional yaitu :
"Seluruh aktivitas untuk mengatur dan mengkoordinir faktor – faktor produksi secara efektif dan efisien untuk dapat menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh sebuah organisasi".
Sedangkan pengertian manajemen operasional menurut Richard L. Daft ( 2006) merupakan ”Bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan tekhnik-tekhnik khusus untuk memecahkan masalah- masalah produksi.
Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah suatu desain, operasi, dan perbaikan sistem produksi serta perubahan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan (meliputi tanah, tenaga kerja, modal dan input manajemen) menjadi output berupa barang atau jasa yang diinginkan.
Layout
Pengertian Layout
Pengertian layout itu sendiri menurut Render dan Heizer (2009) dikatakan bahwa :
“Layout merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam segi kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai suatu strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah atau respon cepat“
Adapun menurut Reksohadiprodho (2008) layout merupakan :
"Pemilihan secara optimum penempatan peralatan - peralatan pabrik, tempat kerja, tempat kpenyimpanan, dan fasilitas service bersama - sama dengan penetutan bentuk gedung pabriknya".
Sedangkan menurut Indrio Gistosudharmo (2008) layout merupakan :
“Layout merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin – mesin, peralatan – peralatan pabrik, tempat kerja, tempat penyimpanan, dan fasilitas servis, bersama – sama dengan penentuan bentuk gudang pabriknya.”
Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa plant layout merupakan penempatan fasilitas – fasilitas yang dapat menentukan efesiensi operasi perusahaan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Tujuan Layout
Menurut Heizer dan Render (2009) tujuan dari strategi tata letak adalah :
"Untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan".
Sedangkan tujuan penerapan layout menurut Sritomo Wignjosoebroto (2009), secara garis besar "Tujuan utama dari tata letak pebrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi yang aman dan nyaman sehingga akan dapat menaikan moral kerja dan performance dari operator".
Adapun tujuan yang harus dicapai dengan menyusun layout yang baik menurut Sofjan Assauri (2004) antara lain adalah:
- Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk yang telah jadi sehingga mengurangi material handling.
- Memperhatikan frekuensi arus pekerjaan.
- Memungkinkan ruangan gerak yang cukup di sekeliling setiap mesin, untuk dapat direparasi dengan mudah.
- Mengurangi ongkos produksi, karena cost ditekan seminimum mungkin.
- Mempertinggi keselamatan kerja sehingga keamanan bekerja terjamin.
- Memberikan hasil produksi yang baik.
- Memberikan service yang baik bagi konsumen.
- Mengurangi capital investment.
- Mempertinggi fleksibilitas, untuk memungkinkan menghadapi permintaan perubahan.
- Memperbaiki moral si pekerja.
- Dapat mengurangi working sehingga minimum.
- Mengusahakan penggunaan yang lebih efesien dari ruangan/lantai baik dalam arah horizontal maupun dalam arah vertical.
- Mengurangi delays (kelambatan/stopped) dalam pekerjaan.
- Dapat mengadakan pengawasa yang lebih baik.
- Maintenance lebih mudah dilakukan.
- Mengurangi manufacturing cycles (waktu produksi).
- Penggunaan equitment dan fasilitas yang baik dalam pabrik.
Faktor – faktor Pertimbangan Perencanaan Plant Layout
Dalam menyusun plant layout yang baik, perlu diketahui faktor – faktor yang harus dipertimbangkan. Adapun faktor – faktor tersebut menurut Sofjan Assauri (2004) adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan.
Mengenai produk yang dihasilkan ini perlu diperhatikan:
- Besar dan berat produk tersebut apabila produknya besar dan berat maka memerlukan handling yang khusus seperti fork truck atau conveyor yang di lantai, sehingga memerlukan ruangan bergerak. Sedangkan apabila produknya kecil dan ringan, handling akan lebih mudah dan ruangan bergeraknya tidak terlalu besar.
- Sifat dari produk tersebut yaitu apakan mudah pecah atau tidak, mudah rusak atau tahan lama.
2. Urutan produksinya.
Faktor ini penting terutama bagi product layout. Karena product layout penyusunannya didasarkan pada urutan – urutan produksinya (Operation Sequence).
3. Kebutuhan akan ruangan yang cukup luas (Special Requirement). Dalam hal ini diperhatikan luas ruangan pabrik.
4. Peralatan/mesin-mesin itu sendiri. Apakah mesin – mesinnya berat, apabila berat maka diperlukan lantai yang lebih kokoh.
5. Maintenance dan Replacement. Mesin – mesin harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga maintenance-nya mudah dilakukan dan replacement-nya juga mudah.
6. Adanya keseimbangan kapasitas (Balance Capacity). Keseimbangan kapasitas harus diperhatikan terutama dalam product layout, karena mesin – mesin diatur menurut urutan – urutan (sequence) prosesnya.
7. Minimum movement. Dengan gerak yang sedikit, maka biayanya (cost) akan lebih rendah.
8. Aliran (flow) dari material. Flow ini dapat digambarkan, yaitu merupakan arus yang harus diikuti oleh produknya pada waktu dia dibuat, gambar mana yang sangat penting bagi perencanaan lantai, atau ruangan pabrik (floor plan).
9. Employee area. Tempat kerja buruh di pabrik harus cukup luas, sehingga tidak mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta kelancaran produksi.
10. Service area (seperti cafeteria, toilet, tempat isitirahat, tempat parikir mobil, dan sebagainya). Service area diatur sedemikian rupa sehingga dekat dengan tempat kerja dimana sangat dibutuhkan.
11. Waiting area yaitu untuk mencapai flow material yang optimum, maka harus diperhatikan tempat – tempat dimana kita harus menyimpan barang – barang di saat menunggu proses selanjutnya.
12. Plant climate, udara dalam pabrik harus diatur, yaitu harus sesuai dengan keadaan produk dan buruh, jangan terlalu panas, jangan terlalu dingin, dan juga jangan merusak kesahatan buruh.
13. Flexibility, perubahan – perubahan dari produk atau proses/mesin – mesin dan sebagainya hamper tidak dapat dihindarkan, karena sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan – perubahan kecil yang terjadi tidak memerlukan biaya yang tinggi.
Didalam bidang operasional terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian dari tujuan perusahaan tersebut. Beberapa faktor tersebut adalah sumber daya (input) yang digunakan seperti tenaga kerja, modal, teknologi, bahan baku, masin-mesin dan peralatan. Sumber daya tersebut harus ditangani dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Vincent Gaspersz (2005) menyatakan bahwa setiap perusahaan agar tetap eksis didunia bisnis harus memerhatikan kualitas dari produk yang dihasilkan. Perhatian penuh terhadap kualitas akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yaitu terhadap biaya produksi dan terhadap pendapatan.
Tipe – tipe Layout
Karena pola dari arus berbeda pada masing – masing jenis proses makan keputusan tentang perencanaan layout juga akan berbeda. Dimana menurut para ahli dibagi beberapa macam perencanaan layout yaitu sebagai berikut:
Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009) keputusan mengenai tata letak dibagi menjadi enam macam, antara lain:
- Tata letak dengan posisi tetap, memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
- Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi volume rendah dan bervariasi tinggi (juga disebut dengan “job shop”, atau produksi terputus).
- Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
- Tata letak ritel, menempatkan rak – rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.
- Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan system penanganan bahan.
- Tata letak yang berorientasi pada produk, mencar utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang continue atau berulang.
Menurut buku tersebut dinyatakn bahwa hanya beberapa dari keenam golongan tersebut yang dapat dimodelkan secara matematis.
Sedangkan menurut Mardifin Haming (2007) menyatakan bahwa:
“Jenis Product Layout dan Process Layout banyak terkait dengan usaha manufaktur, werehouse and retail layout banyak berhubungan dengan usaha jasa, office layout berhubungandengan administrasi dan manajemen perkantoran, sedangkan fixed position layout berhubungan erat dengan pelaksanaan proyek.”
Adapun tipe – tipe layout menurut Manahan P. Tampubolon (2004) bahwa tipe dasar layout adalah : "Tempat atau bentuk dari mekanisme suatu perusahaan, apakah bengkel (service centre), apakah pabrik (manufacture), maupun usaha perbankan (banking). Semuanya tergantung dari mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses konversi dan merupakan susunan suatu ruang dari sumber – sumber fisik untuk menghasilkan suatu produk. Secara garis besar, tipe layout terdiri dari layout yang mengacu kepada produk."
Sumber:
Gaspersz, Vincent. 2005. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scorecard Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis dan Pemeritah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sekian uraian tentang Manajemen Operasional, Pengertian Operasional dan Layout, semoga bermanfaat...!